POTENSI KESYIRIKAN DALAM PERILAKU MASYARAKAT ADAT ISTIADAT DI LOMBOK
Keywords:
Kesyirikan, Potensi, LombokAbstract
Kesyirikan adalah mempersekutukan atau menyamakan Allah Subhanahu Wata’ala dengan makhluk atau sebaliknya mengangkat makhluk lain sebagai Tuhan. Kesyirikan pertama kali terjadi pada masa Nabi Nuh yang merupakan Rasul pertama yang diutus Allah untuk meluruskan akidah. Beliau mengajak umatnya untuk mengesakan Allah hampir seribu tahun lamanya, namun penyimpangan itu tetap terjadi. Pada masa Nabi Musa terdapat seorang raja arogan bernama Fir’aun yang mengklaim dirinya sebagai Tuhan dengan kekuasaannya dan memerintahkan penduduknya untuk menyembah dirinya. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan kondisi kegiatan masyarakat di salah satu wilayah di Indonesia yang sangat dikenal dengan kekayaan dan keragaman budaya serta adat istiadat serta pandangan syari’ah terhadap kebiasaan tersebut. Setiap daerah di Indonesia memiliki adat yang berbeda begitu pula dengan pulau Lombok yang merupakan bagian dari Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada artikel ini dapat disimpulkan bahwa terdapat salah satu tradisi yang dilaksanakan oleh masyakarat yaitu Rebo Bontong yang merupakan tradisi dalam Islam yang mengandung kesyirikan dengan meyakini bahwa melaksankan tradisi Rebo Bontong dapat menolak bala. Hal ini dapat menjerumuskan pelakunya ke dalam syirik kecil bahkan dapat menjerumuskan ke dalam syirik besar yaitu dengan maksud mempersembahkan sesembelihan kepada selain Allah. Segala sesembelihan yang dipersembahkan kepada selain Allah dikategorikan ke dalam syirik besar.